Tingkat Kasus Penyakit Hipertensi di UPT Puskesmas Sungai Panas, Kecamatan Bengkong, Kota Batam
Kata Kunci:
Hipertensi, Amlodipine, PuskesmasAbstrak
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dengan angka sistolik dan diastolik menunjukan angka lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Ada banyak faktor terjadi hipertensi seperti gaya hidup dan faktor usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kasus penyakit hipertensi di Puskesmas Sei Panas. Metode pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan retrospektif dengan menggambil data dibulan januari – desember 2020 di UPT Puskesmas Sei Panas. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien di Puskesmas Sei Panas. Hasil dari penelitian ini adalah penderita penyakit hipertensi berada pada peringkat ke-1 dengan jumlah penderita 1301 diumur < 45 tahun dan 1527 pasien penderita hipertensi diumur >45 tahun dengan penggunaan obat antihipertensi terbanyak yaitu amlodipin yang merupakan penggunaan obat tertinggi ke-6 dari 10 pemakaian obat terbanyak di Puskesmas Sei Panas.
Unduhan
Referensi
Afriwardi. (2009). Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Ainun, A. S., Sidik, D., & Rismayanti. (2014). Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi pada Mahasiswa di Lingkup Kesehatan Universitas Hasanuddin. UNHAS Repository. Retrieved from
Atun, Siswati & Kurdanti. (2014). Pentingnya peran natrium dalam mengatur keseimbangan asam darah. Jakarta.
Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Boedhi Darmojo. (1989). HIPERTENSI, Pengelolaan secara menyeluruh. Semarang: IDI Wilayah Jateng. Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan
Riau. (2019). Laporan Kerja Instansi Pemerintahan. Tanjungpinang: Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga.
Hartanti, M. P., & Mifbakhuddin. (2015). Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Petani. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia (JKMI), 10(1), 30–37.
Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Balitbang Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan Litbang Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta: Badan Litbang Kemenkes RI.
Lawson R.Wulsin and Arthur J, BarskyVictor RG, Kaplan NM, (2007). Systemic hypertension: mechanisms and diagnosis. In: Libby P, Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, eds.,. Braunwald’s Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine. 8th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.
Muhammadun. (2010). Hipertensi. Yogyakarta: In-Books.
Nisa, Intan. (2012). Ajaibnya Terapi Herbal Tumpas Penyakit Darah Tinggi. Jakarta: Dunia Sehat
Paul A. et al., (2017). Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and Management of High Blood Pressure in Adults. American College of Cardiology (ACC) dan American Heart Association (AHA)
Sartik, S., Tjekyan, R. S., & Zulkarnain, M. (2017). Risk Factors And The Incidence Of Hipertension In Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(3), 180–191.
Sheps, G. Sheldon. (2005). Mayo Clinic Hipertensi Mengatasi Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: PT. Intisari Mediatama
Thomas. 2000 dalam Hanafi 2016. Hubungan konsumsi penggunaan rokok dengan kejadian hipertensi. Jakarta: Dunia Sehat
World Health Organization (WHO). (2014). Data Hipertensi Global. Asia Tenggara: WHO.