Perkembangan Wilayah Kota Pekanbaru Masa Kolonial Hingga Masa Orde Lama
Kata Kunci:
Perkembangan, Pekanbaru, Wilayah, Kolonial, Orde LamaAbstrak
Perkembangan wilayah Kota Pekanbaru dari masa kolonial Belanda hingga masa Orde Lama yang menyoroti transformasi Pekanbaru dari sebuah kampung kecil menjadi pusat administrasi dan perdagangan penting di Provinsi Riau. Pada masa kolonial, pemerintah Belanda mengelola Pekanbaru sebagai pusat administrasi dan kawasan perdagangan yang menopang aktivitas perkebunan karet, sehingga terjadi perubahan morfologi kota dengan pembangunan infrastruktur penting di tepi Sungai Siak serta pemukiman baru di bagian selatan. Masa Orde Lama dilanjutkan dengan penguatan sistem pemerintahan daerah dan perluasan wilayah administratif, menjadikan Pekanbaru pusat pemerintahan dan ekonomi regional yang stabil pascakemerdekaan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian sejarah dengan pendekatan kepustakaan, mengkaji sumber-sumber arsip, literatur ilmiah, dan dokumen terkait perkembangan kota. Hasil penelitian menampilkan bagaimana dinamika sosial, ekonomi, dan politik mempengaruhi tata ruang dan fungsi Kota Pekanbaru sepanjang periode tersebut. Selain itu, artikel ini menyoroti pentingnya pemahaman sejarah lokal untuk mendukung pembangunan kota yang berkelanjutan dan berwawasan budaya.
Unduhan
Referensi
Adsya, M. S. S., & Darwin, I. S. (2023, August). Arahan Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya dan Bangunan Diduga Cagar Budaya di Kota Tua Senapelan Kota Pekanbaru. In Bandung Conference Series: Urban & Regional Planning (Vol. 3, No. 2, pp. 877-887).
Artha, M. A., & Munandar, A. (2013). Kajian Pembentuk Karakteristik Lanskap Melayu Pada Lanskap Kota Pekanbaru, Riau. Jurnal Lanskap Indonesia, 5(2), 7-12.
Daliman.2012.Metode Penelitian Sejarah. Hal: 27
Darwin, I.S. (2020). Perkembangan Kota Bukittingi dalam Perspektif Ruang dan Budaya dari Tahun 1600-an Hingga Tahun 2016. Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Ghalib, W. (1980). Sejarah Kota Pekanbaru. Pemerintah Daerah Kotamadya Tingkat II Pekanbaru.
Hadi, Sutrisno. (1990). Metodologi Research. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda. Karya
Haryati. (2023). Dunia Sungai dan Kerajaan di Bumi Melayu Riau. Jurnal Pusaka Vol 3 No 2 tahun 2023
Keputusan Presiden No. 147 tahun 1966 tentang pengesahan pendirian universitas negeri di Pekanbaru
Sabrina, S., & Zulqaiyyim, Z. (2023). Meneropong morfologi Kota Pekanbaru pada era kolonial Belanda (1919-1942). Analisis Sejarah: Mencari Jalan Sejarah, 13(2), 89-99.
Staatblad van Nederlandsch-Indie 1932 No. 135
Staatsblad van Nederlandsch-Indie 1940 No. 565
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Suwardi MS, Wan Ghalib, Isjoni, Zulkarnain.2006.Dari Kebatinan Senapelan Ke Bandaraya Pekanbaru Hal: 66
Suwardi, Ghalib, W., Isjoni, & Zulkarnain. (2006). Dari Kebatinan Senapelan ke Bandaraya Pekanbaru : Menelisik Jejak Sejarah Kota Pekanbaru 1784-2005. Pekanbaru: Masyarakat Sejarawan Indonesia Riau dan Penerbit Alaf Riau.
UU Darurat no. 19 tahun 1957 tentang pembentukan daerah tingkat I sumatera barat, djambi, dan riau
UU No. 8 tahun 1956 tentang Pembentukan daerah otonom kota-kecil dalam lingkungan daerah propinsi Sumatera Tengah
Wiryomartono, B. (2013). Urbanism, place and culture in the Malay world: The politics of domain from pre-colonial to post colonial era. City, Culture and Society, 4(4), 217–227.
Zed, Mestika. (2004). Metode Penelitian Kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta Swastiwi, W. Anastasia. (2021). Jejak Jalur Rempah di Kepulauan Riau. Jurnal Sosial dan Teknologi, Volume 1 Number 11, November 2021.





